Long Weekend Riding ke Danau Ranau

26 Mar

Hari 1. Jakarta – Merak – Bakahuni – Lampung – Kota Agung – Liwa. 530 km, 16 jam

Kamis malam tanggal 22 Maret 2012 dengan 6 peserta starts dari kopdar Prides di Mega Kuningan Timur. Sengaja aku datang ke kopdar sudah jam 21.30, merem-2 dulu dirumah takut ngantuk. Dengan santai 5 Pulsar dan 1 Scorpio dengan santai menuju arah Tanggerang dan menuju Merak. Relatif perjalanan menyenangkan dan hati berdegup sangking excitednya. Tapi tidak bisa aku lupakan bahwa siangnya saya sempat menghadiri pemakaman Anton, sepupu saya dan sekaligus Ketua Pulsarian Ranger Area Cikarang, yang meninggal akibat kecelakaan motor yang fatal. Pastinya dag dig dug, dan sempat hampir membuat ku nggak ikutan riding kali ini.

Tapi aku pikir, hidup terlalu berharga jika hanya menghadapi ketakutan. Kewaspadaan jadi paling penting untuk perjalanan ini, mengingat cukup jauh, dan malam hari (saya selalu menghindari sebisa mungkin night riding), dan ke lokasi yang saya belum pernah jelajah. Beberapa keputusan saya tekadkan: menyalib hanya jika melihat dengan mata saya sendiri bahwa jalur kosong, nggak boleh mereng-2 (maklum ban saya bukan ban lebar, dan motornya tinggi), kalau hujan deras dan visibility rendah harus berehenti, dan yang paling penting, harus cukup tidur (penginapan harus memadai untuk tidur dengan sempurna di perjalanan), dan sedikit saja gejala ngantuk melanda langsung stop. Pokoknya extra hati-2.

Sampai di Merak pukul 3 pagi dan harus menghadapi antrian panjang bis, truk dan kendaraan pribadi gara-2 long weekend. Terlihat truk angkutan tidak bisa berangkat dan parkir di sisi kiri karena hanya kendaraan pribadi yang didahulukan. Dengan E21 terpasang, aku sendiri sering merasa kesulitan untuk meliuk-2 diantara truk, bis, dan mobil. Sempat 1 kali sidebox E21 di copot pasang agar bisa lewat. Dalam hati, untung nggak pake E36… bisa-2 berabe ketinggalan rombongan. Setelah bayar 30 ribuan-an, eh bisa naik kapal yang sebentar lagi berangkat. Pas masuk, langsung pintu ditutup, dan sempat kawatir juga karena 6 motor terpisah jadi 3-3, eh ternyata masuk juga di satu kapal dengan pintu yang berbeda. Setelah rapih-2, kita langsung nyari tempat istirahat agar bisa menghemat tenaga untuk riding sepanjang hari. Celingak celinguk di ruang-2an ber AC ternyata sudah penuh semua.. pupus harapan bisa istirahat, tapi eh, ada space kosong berkarpet di ruangan VIP, ya sudah malah enak. Ternyata malah tidak terkena biaya tambahan 10 ribu kalau di lantai karpet, yang duduk di kursi malah kena bayar… xixixi…  Ya sudah, mata kriyep-2 dan sempat ‘hilang’ satu jam. Masih ingat film yang diputer saat itu Nagabonar… hahaha film jadul yang menurut teman saya lucu banget, tapi saya nggak bisa liat lucunya di mana.

Pukul 06.00 suara speaker di kapal ferry membangunkan kita, dan kita harus bergegas untuk turun ke dek parkiran. Apalagi teringat motor parkirnya asal ngawur mengisi celah yang kosong. Ternyata proses unloading cepat, dan kurang dari 10 menit kita sudah berada di daratan Sumatra. Perlahan-2 motor menanjak bukit dan semakin panas, dan saya mencoba memimpin rombongan dengan kecepatan sekitar 90km per jam melewati jalanan Kalianda menuju Bandar Lampung. Sempat stop foto sebentar di lokasi favorit Tarahan untuk ngemil dan minum.

Masuk kota Lampung sekitar jam 8 pagi, langung kita sidak tempat sarapan yang baru buka. Langsung sikat makanan yang masih hangat. Sekalian aku mulai mengontak teman2 Prides yang berangkat Jummat pagi itu juga dari Palembang. Mereka mengingatkan untuk selalu berusaha mencek bahan bakar, dan di lampung harus isi bensin karena daerah yang kita tuju terjadi kelangkaan BBM gara-2 rencana kenaikan harga. Yes Sir !, sebelah restoran padang tempat kita breakfast memang pom bensin.

Salah satu perserta rombongan memang hanya ikut ke Lampung, karena sekalian pulang kampung (2 minggu sekali looh!), jadinya kita berpisah dan setelah tidak begah dengan sarapan, perjalanan diteruskan menuju pesisir barat Lampung. Awalnya jalannya kecil dan ramai, tapi tidak ada truk yang besar seperti di jalur lintas sumatra. Dan lama kelamaan jalanan makin sepi. Di sepanjang perjalanan terlihat banyak mobil Suzuki ber plat nomer putih yang sepertinya dikirim dari Jakarta ke Dealer somewhere di Sumbar. Jadilah iringan seru di siang yang terik dengan jalanan yang mulus. Dalam perjalanan ini kita menemukan puluhan acara perkawinan adat sepanjang jalan. Entah kenapa mungkin memang tanggalan lagi pas hari baik untuk menikah. Dan pastinya aku menikmati musik yang dilantukan oleh2 speaker-2 di rumah-2 panggung yang sedang mengadakan pesta pernikahan. Tambahan hiburan saat riding di bawah matahari terik. Pukul 11 kita istirahat di Kota Agung yang super hot!!

Jalan Bengkunat – Krui sangat mengasikan, mengingatkan ku pada jalanan di bagian utara lombok. Sepi sekali dengan banyak jembatan dan sungai dengan kali yang kering. Di sebelah kanan ada semacam gunung yang seringkali membuat  udara sejuk sepoi-2 padahal udara lagi panas-2nya sebetulnya.

Sampai di Krui sekitar pk 15.00 dan karena kepanasan kita sibuk mencari tempat berteduh. Eh banyak rumah penduduk yang menjual duku, akhirnya kita istirahat sekalian beli duku sekantung plastik yang ditukar dengan selembar sepulur ribuan. Kebetulan yang punya rumah juga buka warung kecil-2an, akhirnya extra jozz dan indomie di pesan, sambil kita mendinginkan tubuh dibawah pohon kelapa beralaskan rumput peking. Aaaaahhhh ini baru liburan!! Pantai Krui kita lewatkan begitu saja padahal terlihan indah, tapi menurut Wakwaw, pimpinan expedisi (ciaileeee), sekaligus yang punya pintu gembok ke ruang servernya Prides-Online.com bilang kita harus melewati bukit barisan sebelum matahari terbenam karena banyak binatang buas.. hiiiiii… Ane kagak berani daaah, kalau kucing sih ane berani (jadi inget si momo – kucing himalaya peliharaan di rumah..xixi)

Wakwas cuman bilang, liat tuh jalannya kriting… ane kira jalannya jelek banyak lobang, tapi ternyata maksudnya kriting itu belok kiri-kanan (liat trek di atas). Dan benar-2 masuk hutan lindung!! Anehnya jalannya sebenarnya bagus banget.. tapi sempiiiittt… lebih layak dibuat jalur satu arah saja. Tapi bagusnya jalannya ada 3 garis tidak terpustus (kiri-tengah-kanan), jadinya kita bisa terbantu melihat lebih baik tikungandi balik kerimbunan hutan. Di kiri kanan terlihat pohon tumbang, entah mungkin kena angin ribut atau apa, tapi bikin buku kuduk berdiri, gimana rasanya melewati jalur ini saat malam. Soalnya bisa saja cerita-2 horor perampokan / penodongan terjadinya di tempat-2 begini. Setelah sejam lebih di hutan, tiba-2 kita terngaga karena di sisi kiri jalan ada waterboom mini… buset dah… suprise banget ngeliat beginian. Dan 5 menit kemudian baru sadar bahwa kota Liwa tempat rendevous dengan Prides Palembang a.k.a. Bajaj United Grouppe (BUG) sudah di depan mata. Voila, langsung makan dan minta di jemput. Saat itu kita baru sadar waktu sudah menujukan pukul 16.00 sore dan hari ini kita sudah riding 16 jam-an dari Jakarta (eh dipotong 3 jam di ferry lah yah..). Sore dan malam kita habiskan untuk lepas kangen dan ngobrol-2, mostly kita bertemu di Jamnas Prides di Salatiga sekitar 3 bulan yang lalu.

Hari ke-2. Liwa-Danau Ranau-Liwa-kota Bumi-Lampung

Bangun pagi, Pak Kecap Prides Palembang sudah mengingatkan kita untuk refuel di pom bensin sekitar 10 km dari penginapan. Sebenarnya mau isi bensin yang dijual eceran juga bisa (7ribu per liter), tapi karena kita mau isi ful dan banyak motor makanya kita pagi-2 jam 6.30 pagi sudah bergerak ngantri. Ternyata wah, memang BBM langka di mari. Pas kita datang dalam rombongan langsung mendapatkan tatapan tidak nyaman dari orang lokal. Malah ada yang berbisik, “orang luar dijatah saja”. Tapi ternyata petugas pom malah ngasih jalur khusus buat kita, “Kan Bapak buru-2 yaah?”. Tapi antrian juga tetep butuh waktu satu jam. Salah satu problemnya adalah petugas pom bensin juga memberikan kesempatan lebih dulu untuk para anak-2 sekolah berserta guru-nya untuk isi bensin. Wajar lah di kota sekecil Liwa ini, pekerjaan yang membutuhkan ketepatan waktu masuk adalah sekolah, yang lainnya sepertinya informal. Ternyata petugas yang melayani ternyata mirip banget sama Ochaz, si juragan bebek. Aku harus tanya ke Ochaz, apakah Bapaknya sewaktu masih muda dulu pernah ke Liwa.

Kota Liwa ternyata berudara sejuk, dan rasanya mirip sekali dengan Salatiga. Anehnya kota ini rapih, tapi jalan menuju Liwa ini kecil dan untouchable. Yang jualan makanan tidak banyak, mini market hanya satu, tapi cukup lah. Penginapan satu kamar 50 ribuan, dan extra bed 25 ribuan. Satu kamar bisa untuk bertiga lah, harga yang pas buat bikers, nggak kemahalan. Beberapa foto diambil saat di kota Liwa, dari nongkrong di tepi jalan, acara pijet-2an, sampai foto keluarga di depan penginapan.

Tanpa sarapan, kita langung menuju ke Danau Ranau, intinya sih nyari tempat yang ada sarapan / makan siang sekalian ngobrol-2. Jalannya bagus sekali, dan sepi. Akhirnya malah ketemu tempat yang asik buat foto-2 di tepi danau. Walaupun panas terik, tapi langit biru nya mantap. Kita sudah sampai di Danau Ranau!! Ini sesi foto-2nya narsis…

Setelah terpanggang terik matahari untuk foto-2, akhirnya kita beristirahat di rumah makan yang khusus menyediakan masakan mujair bakar khas Danau Ranau. Ikannya fresh karena di piara dipinggir restoran. Rasanya? Waaaah mantap, sambelnya juga ok!! Terima kasih Paketu Rangs Bae yang nraktir makan siang kita ini, billnya aku japri ya Pak… xixixi..

Setelah kita selesai makan, maka kami mampir sebentar ke acaranya Nusantaride di mana sedang acara. Walaupun hanya sebentar dan bersalam-salaman, kita dari Prides mengundurkan diri sekaligus memecah menjadi kembali menjadi dua rombongan. 5 yang dari Jakarta kembali menuju ke barat, dan 7 dari Palembang rencananya masih akan jalan-2 dan akan pulang baru minggu pagi. Dari Danau Ranau kita bergerak pukul 14.00 hari Sabtu, dan kembali sampai ke kota Liwa untuk ngisi perbekalan dan bahan bakar pukul 15.00. Langsung motor diarahkan ke Barat (berbeda dengan jalur berangkat) menuju Kota Bumi melalui jalanan berliku-2 dan harus extra hati-2. Waktu kita diskusi kondisi Jalan ini yang kita berhatikan bahwa ada krikil kecil dan pasir hampir di setiap tikungan. Kita sampai berpikiran bahwa ada orang yang sengaja menaruh pasir di situ, entah buat apa. Tapi bisa jadi kita yang salah, bisa saja krikil itu terbawa air waktu hujan. Tapi who knows, extra hati-2.

Sebentar istirahat di tebing di sekitar Bukit Kemuning untuk minum dan ngudud… sambil diskusi jalan belok-2 mulus yang berpasir dan berkerikil. Rasanya aneh banget.

Akhirnya sampai juga di jalur utama lintas sumatra. Kali ini kembali lagi bertemu dengan iringan truk, apalagi setelah Kotabumi sudah magrib. Juragan lampu Sorayze dengan sikap mengambil sisi kanan RC Wakwaw dan menyorot jalan yang sangat gelap. Barisan lima motor merapat dan menyelakan lampu semua lampu tembak yang ada. Apalagi katanya daerah ini angker dengan penodongan. Mungkin karena malam minggu, jalan lumayan ramai, dan semakin dekat ke lampung kondisi jalan mulai membaik. Karena lapar akhirnya kita berhenti di warung yang ternyata menyediakan internet gratis. Selagi menunggu bebek goreng, kita dipersilahkan log in dan mengupdate status.. hahaha.. ada-ada aja invoasinya. Pasangan suami istri nya juga ramah dan kocak, what a nice couple!

Akhirnya sekitar pukul 20.00 kita sampai Bandar Lampung, dan strike pertama ke hotel langganan biker gatot, karena fully book! Untung Soerayze emang anak Lampung, sehingga langsung putar otak dan kita bisa menginap di Asrama Haji Lampung.. wakkakakakak.. asli bingung juga.. tapi karena sudah lelah dan tempat tidurnya oke plus AC nya lumayan kita langsung check in. Asli di asrama ini kita sendirian yang nginep di mari.. dan lucunya motornya boleh masuk asrama. Malah pagi-2 aku terbangun karena diluar ada ramai-2 manasik haji… xixixi..

Hari ke-3. Bandar Lampung – Bakahuni – Merak – Tangerang – Jakarta

Perjalanan menuju ke Jakarta diteruskan, dan kita berangkat sekitar jam 9 pagi dan sempat sarapan di Kalianda. Masuk Bakahuni sekitar jam 11 dan menunggu setengah jam untuk masuk kapal. Sayang sekali kita tidak dapat kapal yang baik sehingga tidak bisa istirahat cukup. Tapi tak apalah, yang penting saat terik matahari kita ngumpet di kapal dan dapat semilir angin laut.

Sampai di Bakahuni sudah sekitar jam 3 sore, tapi panas banget cooy!!… sempat istirahat overheat untuk menikmati kelapa muda. Dan tidak seperti pulau sumatra yang cerah, memasuki Tangerang malah banjir, walaupun hujan sudah berhenti. Di sini saya karena males turun dari motor langsung autopilot menuju rumah terlepas dari rombongan. Sampai rumah jam 19.30 langsung mandi dan istirahat, bersiap menghadapi hari senin yang penuh aktivitas.

Terima kasih membaca sampai baris ini. Untuk trouble di motor saya hanya knalpot Sheldiez bocor sedikit gara-2 terantuk batu, dan motornya oom Gans Bae Palembang kehilangan kompresi tapi bisa di atasi. Perjalanan kali ini penting buat aku karena membuat lebih berani lagi menjelajahi Sumatra yang notorious dengan perampokan, kelangkaan bensin, dan jarak antar kota yang sangat jauh.

Salam gelinding!

40 Responses to “Long Weekend Riding ke Danau Ranau”

  1. ochaz March 26, 2012 at 3:51 pm #

    Keren om … :thumbup:
    Lanjutkan :win:

  2. welexmail March 26, 2012 at 4:04 pm #

    Mantaps.

  3. recca March 26, 2012 at 4:04 pm #

    wah om..akoe juga di bandar lampung pada saat itoe..kenapa tidak menginap saja di rumah koe 😦

    lain kali klo akoe di lampung mampir lah ke rumah..klo akoe dilampung yah 😀

  4. NoMaL March 26, 2012 at 4:04 pm #

    awas truk tanki pertamina mo terbalik di
    depan kita ckckck….

  5. lemonz March 26, 2012 at 4:14 pm #

    Busettt…bikin ngiri aja 😥

    • bodonanan March 26, 2012 at 4:35 pm #

      olis…. kok gak jawab…. 😀

  6. Rovi sezy March 26, 2012 at 5:55 pm #

    mmg perjalanan ke barat lbh menantang dg teror perampokan / penodongan… makanya ogah ke sumatera lagi..he he..gk enak dikit dikit diperingatkan penduduk sekitar hati hati mas..banyak penodongan..banyak perampasan dijalan..!!! dikalianda aja yg nota bene kota prtama masuk lampung aja udah dikatakan rawan kejahatan.. bukanya penakut..tp emg gk enjoy touring dg teror..

    • Tulus Budi June 11, 2013 at 9:39 am #

      yup…. sejak peristiwa kerusuhan sidomulyo jarang ada yg berani riding jam 23 ampe 04 pagi….. rawan broo…..

  7. rangs March 26, 2012 at 7:02 pm #

    Adalah mantabsss… Lunch bill reimburse approve, hihihi….

  8. novAjourney March 27, 2012 at 2:07 am #

    wiiiii…… sumatera…

  9. xsal March 27, 2012 at 3:58 am #

    males baca ahh… liat foto2nya aja om….

  10. theo20 aka bepe March 27, 2012 at 5:33 am #

    yah begitulah jalan sumatera .. mmg banyak peringatan hati-hati perampokan/penodongan dll.. tapi Puji Tuhan sampai dgn saat ini saya tdk pernah mengalami. kalau menurut pengalaman saya pribadi warga asli [pribumi] itu baik ttpi tdk semuanya loo.. ada beberapa golongan yg bisa dikatakan tidak baik ,, biasanya golongan-golongan anak mau gede yang ingin mengapresiasikan dirinya seperti “sok jagoan” itu wajar karna sudah dari nenek moyang.sedangkan golongan orang tua sangat welcome, knpa saya berkata demikian karna saya pernah terlalu malam untuk pulang ke rumah [palembang-kotabumi] sekitar jam 2 pagi saya dan kakak saya beristirahat di rumah penduduk dan sangat-sangat welcome .. Justru disinilah hal yang baik tidak pernah ditonjolkan hanya hal yang tidak baik seperti penodongan yang sll di takuti .. biasanya kalau mmg diberhentikan mendadak oleh warga setempat hanya ditanya mau kemana, kalau kitanya sopan mereka juga akan welcome .. tapi mmg tatapan dan cara bicara mereka “agak” kasar karna begitulah mereka ..sewaktu pacaran juga begitu,karna ngebet mau ketemu palembang-liwa malah tektok .. waktu pulang jam 6 sore dari liwa menuju palembang .. ketemu nya sih enak tapi alamakjang pulangnya serem jalan kalo ketemu binatang buas .. xixxii .. siip mari dicoba yang belum mencoba ..

  11. asmarantaka March 27, 2012 at 6:11 am #

    mantabbbb… 😀

  12. Tyo March 27, 2012 at 9:25 am #

    beberapa lokasi di lampung memang masih rawan kejahatan, terutama di malam hari. apalagi kalau kita memakai plat nomer luar daerah. menurut saya yg bukan orang asli lampung, mereka (penduduk pribumi) banyak yg baik, tp di daerah manapun kalau pribumi memang suka nyolot karena mungkin merasa berada di kampungnya sendiri. untuk di ketahui, logat dn dialek orang lampung memang agak tinggi dan keras. misalnya; menyapa saja seperti orang marah.

    • Anonymous March 28, 2012 at 9:28 am #

      iye bener banget itu om ^^
      mau nawarin kopi tapi nadanya keras kayak orang marah jadi takut

  13. kelanakeretaangin March 27, 2012 at 11:45 am #

    wee seruuu..
    gw libur cuman seliweran nontonin biker2 jakarta pada lewat jogja..
    haha, lg melarat om

  14. setia1heri March 28, 2012 at 10:36 am #

    two thumb up 😛

    Bukan Byson Biasa

  15. hardrijder March 29, 2012 at 5:46 am #

    looks like a nice trip, oom..
    kenapa g ngisi BBM eceran, oom..? dr pd ngantri.. hehehehe..

    • pridesonline March 29, 2012 at 1:50 pm #

      part of the experience oom luckay… ngerasain…. xixixi…

  16. tjile March 30, 2012 at 7:17 am #

    mantap bro, blog yg membuat biker jadi cinta Indonesia nih….sip

  17. ENCIS March 30, 2012 at 7:39 am #

    Mantab kali BANG… :thumb up

  18. Endrix April 2, 2012 at 3:17 am #

    nice touringnya, kapan-kapan MX Strada boleh ikutan 🙂

    http://www.sejutaumat.com/2012/04/01/modifikasi-ringan-pasang-hand-guard-pada-new-jupiter-mx/

  19. Azdi - SociusRider April 3, 2012 at 9:49 pm #

    waahhh, jadi pengeeennnnn tuuriiingg…..

  20. ciriyan April 5, 2012 at 5:18 am #

    kalo turing k sumatra,ikutan donk bang??

  21. danny225 April 13, 2012 at 12:01 pm #

    mantap om don , nginep nya di asrama haji lagi haha ane masuk jam 10an malem di bandar lampung waktu itu ,

  22. Padang Hotel April 17, 2012 at 4:49 am #

    Nice share, detail bgt informasinya ini baru namanya Kronologis Perjalanan sekalian Dokumentasi 😀

  23. si Oom! May 6, 2012 at 8:10 am #

    Kira-kira sendirian aman ga ya.. 😯

    • didin May 28, 2012 at 7:10 am #

      aman om ane sering sendirian ke danau ranau

  24. soemarlien May 14, 2012 at 3:28 pm #

    dan salah satu peserta yang 2 minggu sekali balik ke lampung <<<<< kayak si akbar ini 😀

  25. Anonymous June 11, 2012 at 5:30 am #

    mantapsss!!!!!

  26. cknadeak June 9, 2013 at 11:55 am #

    mantap omm..
    di tunggu ke datangnya ke danau toba..
    ckckc

  27. viraindohoy June 18, 2014 at 10:02 am #

    ceritanya seru dan kocak! 😀

  28. Endy December 14, 2020 at 12:24 am #

    Seru nih cerita perjalanan touring nya… kapan lagi ya ada acara kayak ginian..???

Trackbacks/Pingbacks

  1. Dari Workshop kecil-kecilan #TravelNBlog - June 29, 2014

    […] Dono Andomo […]

  2. Travel Blogging untuk Berbagi | backpackstory - July 5, 2014

    […] Aditomo, Juanita Wahyuni, Dyah Isnaemi, Rijal Fahmi Mohamadi, Olyvia Bendon, Karania Metta, Dono Andomo, Mifta Kharimah, Gandung Aryopratomo, Yuki Anggia Putri, Rizal Agustin, Rizky […]

  3. Dari Workshop #TravelNBlog Jakarta - May 18, 2015

    […] Dono Andomo […]

Leave a comment