Sekilas di salah group di Facebook ada ajakan untuk menikmati video dari Ekspedisi Khatulistiwa. Sebelumnya sempat baca-2 sekilas tentang ekspedisi dua orang jurnalis ini keliling Indonesia menggunakan Honda Win 100 cc yang dimodif trail. Tapi that’s it.. nggak tau lebih. Nah ini kesempatan buat bertemu. Minggu siang, aku gas motor CS-1 ku dan aku arahkan ke stasiun kereta Cikini. Awalnya was-2 juga, kok di stasiun? Tidak lupa persiapan gembok cakram dengan life time guarantee dibawa agar si motor nggak bikin aku kuatir diparkir di tempat terburuk.
Loh siapa yang bikin? Ternyata telah ditelusuri ini salah satu tempat unik di Jakarta, terutama untuk LSM sepertinya. Yang punya tempat adalah Komunitas “BAU TANAH GALERI JALANAN” yang sedang mengadakan kelas dasar penulisan. Dan saat ini berkesempatan mengundang Farid Gaban sebagai salah satu pelaku eskpedisi ini dan Dandhy Dwi Laksono sebagai produser film nya sebagai pengajar tamu. Dikesempatan ini film Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa juga diputar, dan ini merupakan kesempatan langka karena baru kedua kalinya film ini di putar untuk umum.
Penjelasan singkat dan padat mulai aku terima. Misalnya tentang kenapa Honda Win? Karena harus enteng. Mengunjungi 80 pulau berarti 2 motor itu sering bolak balik naik turun kapal nelayan atau kapal perintis. Terus kenapa pakai sandal, padahal jelas-2 bawa sepatu? Loh sepatu itu buat jalan kaki jika naik motor nggak memungkinkan, dan enakan pakai sandal. Kalau sudah biasa riding di Jakarta dengan selamat, maka pasti selamat juga riding di luar kota (Jadi inget lagu Frank Sintatra “New York-2”). Pendekatan perjalanan ini adalah bagaimana mendokumentasikan kehidupan di Indonesia, terutama kondisi rakyat yang tinggal di pulau terpencil. Dengan pengalaman sebagai wartawan senior di majalah Tempo dan pengalaman berkelana sebagai jurnalis di Amerika dan Eropa, Farid Gaban dan Ahmad Yunus bisa mengambil hati orang yang ditemuinya sepanjang perjalanan.
Terus berapa sih biayanya? Farid menjelaskan rata-2 per orang biayanya adalah 200 ribu per hari, jadi 2 orang perbulan berarti 12 Juta. Total eskpedisi adalah 10 bulan, berarti keluar biaya 120 juta. Itu hanya biaya hidup, ditambah lagi 2 motor Win plus modifikasi adalah 30 juta, kamera DSLR + notebook mac + kamera video = 100 juta. Bisa dibayangkan betapa besarnya biaya, ini belum termasuk biaya hidup keluarga yang ditinggalkan loh yah. Nah terus duitnya darimana, eh ternyata Farid sudah mempunyai kontrak untuk membuat buku tentang foto keindahan Indonesia. Dan uang down payment dari penulisan buku ini sudah bisa menutupi semua biaya di atas. Luar biasa, baru tau bagimana gaya hidup jurnalis, kayak di film-2 barat aja.
Dari pertanyaan yang banyak dilontarkan, bisa diambil intisari, bahwa Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa bukanlah tentang dua orang naik motor keliling Indonesia. Ini tentang bagaimana melihat kehidupan bernegara dari Sabang sampai Marauke, bagaimana rasanya punya negara kepulauan tapi pemerintahnya tidak mempunyai fokus untuk mendorong pembangunan yang berdasarkan kekayaan martitim. Dari video yang diputar selama 45 menit, tentang riding hanya bisa dilihat sekilas, banyak malah tayangan tentang bahari menjadi mayoritas.
Menurut saya sayang sekali kalau stock foto Ekspedisi ini hanya laku dijual sebagai buku untuk membahas keindahan bawah laut, kepulauan. Ayo kita support agar mereka juga bikin buku tentang fotografi dan riding. It is the one we love the most !!
Sebagian foto riding mereka diambil dari facebook Zamrud Khatulistiwa, cekidot:
Wah udah nggak sabar nunggu buku, foto dan filemnya beredar.
Ini baru yg namanya biker Indonesia tulen. Jadi inget Sean.
manteb-manteb…montornya asal bukan bebek aja…xixixixi…
gimana cara supportnya don?
gw lebih milih yang kaya gini ketimbang yang sok ganteng turing pake ge-es atau yang takut cuaca itu…
thats what im talking about, ini bukan soal selera, tapi ini soal jiwa. keren ga tuh, hahahah 😀
wih mantap dah sibolang petualang nusantara.
mangstab….wong indonesia asli
ane bangga sekali…
mari waspada kejahatan…http://wp.me/p1enpE-8Y
sebagai penunggang win aku bangga
hahaha.. keliling Indonesia pakai honda win, tapi nggak mau dipanggil bikers.. jadi malu akuuuu
Jadi inget yang expedisi wannabe itu lagi…
Eh, pagi ini masih hujan juga ya?
Wkwkwkwkwkk…
Pagi ini seharian hujan. Senin harga naik.
Foto-fotonya khas luar jawa banget……
Wah, jadi ngiri sama ni liputan… 100cc jelajah Indonesia.
Sipp dah…
mantep..kapan ya aq bisa keliling indo 😦
it’s about sociology, geography and so on
jiwa-jiwa yang bebas..
KEREN
pengen ketemu orangnya langsung, denger ceritanya selama perjalanan. pasti mantap.
sayang sekali Mas Farid Gaban akan pindah dari Jakarta ke wonosobo… jadi akan sulit ditemui di Jakarta. Mungkin lagi mempersiapkan proyek berikutnya. Kata beliau Jakarta tidak nyaman untuk dihuni..
ketemu sama yg namanya kang asep ga om? itu temen dari crb…sama farid gaban juga saya pernah ketemu sebelom mereka ekspedisi 😀
salud dah, 10 bulan muter2 indonesia.. manztab :thumbup:
ntu motor dibanting kiri dibanting kanan ya!
Wuih keren…
padahal mereka lewat daerah ane juga, kalo tau mungkin dah tak samperin buat minta tanda tangan…xixixi
Honda win emang kecil2 cabe rawit….sayang udah discontinue…
hebat mantap
hebat hebat sebagai pemilik win saya bangga , kapan kapan main ke bali ya bro
Win..memang mantabss…!!?
saluttt…bang…!!!
Ane jg Win rider ni Bang…
pokoknya Saluutttt abisss dah..!!??/
kapan honda win ku bisa keliling indonesia 😦